Meresapi Islam Sebagai Hidup Berkualitas

Memang sudah diketahui bahwa selama ini umat Islam masih tertinggal dari umat lain, baik dari aspek ilmu pengetahuan, teknologi, ekonomi, maupun lainnya. Negara-negara yang berpenduduk mayoritas muslim, belum mampu mengembangkan pendidikan, kesehatan, SDM yang melebihi dari negara-negara yang berpenduduk non muslim. Akibatnya, umat Muslim masih tertinggal.

Akan tetapi, manakala dikaji secara mendalam dari ajaran itu sendiri maupun tradisi yang dikembangkan oleh utusannya, yaitu Muhammad saw., sebenarnya Islam mengajarkan hidup berkualitas dengan ukuran yang lebih utuh dan sempurna. Islam mengajarkan bahwa manusia itu adalah mahluk yang diciptakan dalam keadaan sempurna dan terbaik. Sejarah kejadian umat manusia diterangkan melalui kitab suci secara amat jelas.

Ajaran Islam memperkenalkan tentang penciptaan, baik penciptaan manusia, alam, maupun makhluk-makhluk lainnya. Dalam penciptaan itu juga disebutkan dan dijelaskan tentang tujuan, maksud hingga akhir kehidupan ini. Manusia diperkenalkan oleh Islam tentang asal usul alam semesta, agar muncul kesadaran tentang eksistensi dirinya itu dan kemudian menyatakan pengakuan secara tepat, siapa sebenarnya Dzat Yang Maha Pencipta itu.

Hal-hal tersebut itu hanya bisa diperoleh melalui kitab suci dan tidak akan didapatkan melalui kajian ilmiah manapapun. Maka artinya, Islam memberikan petunjuk tentang sesuatu yang tidak akan mungkin diketahui oleh siapapun yang hanya mengandalkan hasil kerja akal, intuisi, dan apalagi sekedar panca indera. Atas dasar kenyataan ini, Islam memiliki kelebihan dari sumber manapun.

Islam juga mengajarkan agar umatnya mengembangkan ilmu pengetahuan hingga tidak terbatas, selalu meningkatkan kualitas hidupnya, membangun tatanan sosial yang adil, selalu melakukan kegiatan ritual yang telah dicontohkan oleh utusan-Nya, mengembangkan karakter atau akhlak mulia, dan juga diberikan doktrin agar umat Islam selalu bekerja secara profesional atau beramal shaleh.

Terkait dengan betapa pentingnya ilmu pengetahuan, umat Islam sudah mengetahuinya dengan jelas. Sebab, ayat al Qur’an yang pertama kali diturunkan adalah tetang perintah membaca. Kegiatan membaca bisa dimaknai luas, artinya bukan sebatas memahami buku atau teks. Pada waktu itu, nabi tidak sedang membawa buku atau catatan. Nabi ketika itu, bahkan sedang berada di Gua Hira’, yakni tempat yang tinggi hingga bisa melihat hamparan kehidupan manusia di sekitar tempat itu hingga jarak yang jauh. Itulah kiranya yang diperintahkan untuk membaca.

Namun sayangnya, semangat, inspirasi, dan perintah untuk membaca itu oleh umat Islam belum diaktualisasikan dalam bentuk yang lebih luas, ialah dalam pengembangan ilmu pengetahuan secara lebih utuh dan mendalam. Umat Islam di mana-mana masih sebatas bersemangat mengembangkan tempat ibadah, berupa masjid atau mushalla. Mereka belum menindak-lanjuti dengan upaya pengembangan pusat-pusat ilmu pengetahuan. Manakala di beberapa tempat sudah terdapat kegiatan pengembangan ilmu, maka sifatnya juga masih terbatas, dan demikian pula lingkup kajiannya.

Dalam kehidupan ini selalu terjadi persaingan, baik di tingkat individu, kelompok, lokal hingga global. Dalam persaingan itu, siapapun yang kuat maka merekalah pemenangnya. Sedangkan kekuatan itu ternyata terletak pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Sekarang ini bisa dilihat dengan gamblang, bahwa siapapun yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, maka dalam persaingan itu, merekalah yang menang. Sayangnya umat Islam, belum berhasil mengembangkan kedua aspek itu secara maksimal. Padahal ajaran Islam mendorong agar umatnya menjadi kaya ilmu, teknologi, dan meraih kemenangan. Itulah beban berat yang masih harus dibayar ke depan agar tidak selalu mengalami ketertinggalan dan sebaliknya, agar menjadi umat pemenang. Wallahu a’lam.

Baca Juga :

Kenapa Sih Harus Umroh di Usia Muda???

Pengertian, Hukum dan Syarat Badal Haji

Childfree dalam Mata Islam

10 Tempat Istimewa Yang Harus Di Kunjungi Saat Haji Dan Umroh

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.